Hari Hary Ceriaku

Tak tau apa yang membuatku berani menuliskan sesuatu tentangmu hari ini, disini dan detik ini. Tak pernah terlintaskan dalam hati dan pikiranku, bahwa dunia maya kan menjadi seperti sekarang ini. Kebiasaan, rutinitas dan kemonotonan seakan mengubah duniaku. Padahal semua berawal dari sebuah kata yang berbaris manis di depan layar.

Satu-persatu, hari demi hari, kata-kata itu mulai merubah duniaku. Mulai kebiasaan berbagi cerita, menjadi pendengar yang baik, sampai menemukan adanya titik terang dalam setiap masalah pada masing-masing, semuanya terbungkus rapi menjadi satu. Saling berbagi dalam suka maupun duka, bahagia maupun luka.

Tuhan memang tak pernah memberi tahuku, apa yang akan terjadi esok harinya. Semua takdir Tuhan. Jika Tuhan menghendaki hari ini, hal ini terjadi pada diriku, maka semuanya pun akan terjadi. Dan semua bener-bener terjadi.

Kau datang tawarkan hati padaku. Bahkan kau tak peduli ada yang telah memiliki. Yang aku tahu, jika kau menginginkan sesuatu, tak akan ada yang dapat menghalangimu. Apa yang kau punya, kau berikan untukku. Kasih sayangmu, perhatianmu, senyummu, candamu semua untukku. Karna kau hanya ingin satu "melihatku tersenyum".

Kau bilang, kebahagianmu adalah ketika melihatku tersenyum. Kau tak ingin melihat mataku berkaca-kaca, pipiku teraliri air mata duka, dan tak ingin melihatku menangis. Awalnya memang kuanggap sebagai dunia maya yang nantinya akan lenyap begitu saja. Tapi... hari demi hari, semua tak berubah, bahkan kulihat lebih. Perasaan dan perhatian itu kulihat semakin kuat.

Hati memang tak bisa dibohongi, justru ketika ku bohongi hati ini malah semakin sakit. Semuanya memang membuatku bahagia. Tak bisa mengelak juga, inilah warna hidup yang ceria. Seperti pelangi ketika datang hujan, yang indah memaparkan warnanya diatas awan. Seperti itu pula lah kebahagiaanku.

Kau turut bahagia ketika ku bahagia bersamanya. Terlihat tulus bahkan tak terlihat adanya suatu kebohongan. Ketika ku sedih dan menangis kau datang tawarkan hatimu sebagai sandaranku ketika ku rapuh. Aku tak mengerti dengan semua ketulusan ini. Hanya satu yang kau ucapkan "Kau telah menjadi bagian hidupku". Mulut tak mamu menjawab, mata ini yang menjawab seolah berkata "Terima Kasih untuk Ketulusanmu".

"Aku tak ingin melihatmu menangis dan sedih, kau harus tetap tersenyum. Aku hanya ingin itu" ucapmu saat itu. Tak harus didekte pun aku harus tersenyum untukmu, karna yang membuat senyum di wajahku adalah kamu. "Dan saat kau sedih, ingatlah aku selalu ada buat kamu" sambungmu. Tapi kenapa?? Kau ingin aku tersenyum, apapun kamu lakukan. Aku pun mau.

"Jika aku berbagi kesedihanku kepadamu, aku adalah egois. Kau hanya akan memikirkan pula kesedihanku. Aku tak mau itu, sungguh aku tak mau membebanimu dengan lukaku" jawabku.

"Kau salah, justru aku tak mau kau tersenyum untukku, tapi di dalam hatimu kamu menangis. Bukan itu mauku. Aku mau kau tersenyum untukku, dan saat kau sedih, aku ada untukmu. Jangan pernah membohongi hatimu"....

Tak berkutik dan tak mampu menjawab. Semua telah terjawab pada masing-masing hati. Yang jelas, aku bahagia mengenalmu hingga detik ini. Dan jujur, aku tak ingin kehilangan tawamu, candamu, senyummu, dan tak ingin pula kehilangan kamu.

Biarkan hari ini Rabu kan berubah menjadi hari Kamis. Aku tak peduli. Yang aku mau, Hary ku tak berubah. Aku ingin, Hary ini tetep Hary ini. Dan jangan melangkah...!! meninggalkan aku...