Kenapa Bilang Sayang??
Terjebak... mungkin saja! Karna yang aku tahu, aku telah masuk ke dalamnya. Tak sengaja... bisa jadi! Karna ku hanya menuruti langkah hati. Indah... aku melihatnya seperti pelangi yang warna-warni. Yang membuatku terpaku dan tak ingin beranjak pergi.
Tapi perasaan ini tak seperti pelangi itu, yang hanya hadir ketika musim hujan. Perasaan ini seperti mentari yang hadir setiap hari. Dan makin hari semakin tak bisa ku elak. Bahwa disini, dihati ini telah tumbuh benih.
Bahagia... ketika ku lihat senyummu, tawamu bahkan guraumu. Kepribadianmu, membuatku kagum, kau ajarkan aku banyak hal tentang hidup. Ketabahanmu menghadapi hal yang menyakitkan, kau buat dirimu terlihat kuat di depan semuanya. Padahal sebenarnya kau rapuh. Kau buat semua orang tersenyum dan tertawa, padahal kau sendiri menangis. Aku semakin bangga mengenalmu.
Sampai suatu hari, kau bilang sayang padaku. Kenapa bilang sayang? Jelas-jelas dia yang kau sayang, dia yang kau cinta, dia yang kau rindu, dan dia pula lah yang kau tunggu. Lalu untuk apa kau bilang sayang? Kau buat aku makin bingung.
Aku memang menyukainya. Tapi tak bisa dipungkiri juga, aku takut. Takut terbawa perasaan ini terlalu jauh. Yang nantinya hanya akan menyakitiku. Karna kau hanya memberiku setengah hati. Aku tak mau, aku ingin pergi, sebelum semuanya terlalu jauh.
Aku bilang jangan hubungi aku lagi. Kau bilang kau sedih karna ucapanku, dan itu semakin membuatku sakit. Kau mau aku tetap disini. Tapi untuk apa aku disini, tapi hatimu disana. Kau hanya akan menyakitiku. Aku tak bisa melihatmu sedih, tapi aku juga tak mau sakit.
Kau semakin sedih, dan itu tak bisa membuatku bahagia. Karna aku hanya ingin melihatmu bahagia. Baiklah aku tak akan pergi. Aku akan menemanimu di kala kesedihan itu menyelimutimu. Tugasku hanya itu.
Aku akan selalu ada buat kamu disini, ketika kesedihan menghampiri. Sampai suatu saat nanti, ketika dia kembali padamu. Dan kau akan bahagia bersamanya, baru aku akan pergi...
Tapi perasaan ini tak seperti pelangi itu, yang hanya hadir ketika musim hujan. Perasaan ini seperti mentari yang hadir setiap hari. Dan makin hari semakin tak bisa ku elak. Bahwa disini, dihati ini telah tumbuh benih.
Bahagia... ketika ku lihat senyummu, tawamu bahkan guraumu. Kepribadianmu, membuatku kagum, kau ajarkan aku banyak hal tentang hidup. Ketabahanmu menghadapi hal yang menyakitkan, kau buat dirimu terlihat kuat di depan semuanya. Padahal sebenarnya kau rapuh. Kau buat semua orang tersenyum dan tertawa, padahal kau sendiri menangis. Aku semakin bangga mengenalmu.
Sampai suatu hari, kau bilang sayang padaku. Kenapa bilang sayang? Jelas-jelas dia yang kau sayang, dia yang kau cinta, dia yang kau rindu, dan dia pula lah yang kau tunggu. Lalu untuk apa kau bilang sayang? Kau buat aku makin bingung.
Aku memang menyukainya. Tapi tak bisa dipungkiri juga, aku takut. Takut terbawa perasaan ini terlalu jauh. Yang nantinya hanya akan menyakitiku. Karna kau hanya memberiku setengah hati. Aku tak mau, aku ingin pergi, sebelum semuanya terlalu jauh.
Aku bilang jangan hubungi aku lagi. Kau bilang kau sedih karna ucapanku, dan itu semakin membuatku sakit. Kau mau aku tetap disini. Tapi untuk apa aku disini, tapi hatimu disana. Kau hanya akan menyakitiku. Aku tak bisa melihatmu sedih, tapi aku juga tak mau sakit.
Kau semakin sedih, dan itu tak bisa membuatku bahagia. Karna aku hanya ingin melihatmu bahagia. Baiklah aku tak akan pergi. Aku akan menemanimu di kala kesedihan itu menyelimutimu. Tugasku hanya itu.
Aku akan selalu ada buat kamu disini, ketika kesedihan menghampiri. Sampai suatu saat nanti, ketika dia kembali padamu. Dan kau akan bahagia bersamanya, baru aku akan pergi...