Teringat Kembali
Aku tak tau, untuk yang ke berapa kalinya aku melihatmu. Kau berdiri di depan pintu tempat kerjaku. Kaget!!! Kau tersenyum padaku, aku melihatmu dan sempet berfikir seperti sosok yang ku kenal. Yach, aku memang mengenalnya. Kau bilang kau disini hanya ingin bertemu denganku. Untuk apalagi kau temui aku??? Aku sudah buang jauh-jauh semuanya. Sudah kuhapus kamu dari daftar memory indahku, dan aku buang di kotak sampah memory menyakitkan disana.
Bertahun-tahun, sampe ku melupakan semua yang pernah kau torehan dihatiku. Aku memang telah melupakan rasa sakit itu. Tapi aku tak melupakan bahwa kau pernah hadir di ruang hatiku meski hanya sebentar. Tapi sekarang, kau berdiri disitu di depan mataku, seakan-akan kau bangkitkan kembali kenangan buruk yang hampir telah kulupakan.
Kau tanya keadaanku. Seakan kau ingin tau bagaimana keadaan hatiku. Tapi buat apa??? Kau hanya serpihan kisah masa laluku yang hampir kuhapus dari hidupku.
"Maafkan kau!!" (katamu terbata-bata)
"Maaf??? buat apa???" (aku pura-pura tak tahu apa maksud kata maafmu, sebenarnya aku tahu, aku hanya tak ingin mengingatnya kembali)
"Buat yang telah lalu, barangkali aku telah menyakitimu"
Dalam hatiku :
"Kau memang telah menyakitiku. Mudah saja kau bilang maaf. Andai saja saat itu kau tahu bagaimana sakitnya aku. Andai saja cintamu seperti cintaku. Andai saja kau merasakan pula lukaku waktu itu"
"Owh,, gag pa2. Yang sudah ya biarlah sudah. Aku udah maafin kamu!"
Ohh,... benarkah aku telah memaafkannya???? Bukankah aku membencinya??? Aku benci kenapa harus teringat kembali luka itu. Membuatku kembali merasakan sakit.
Padahal sebelum kau menyakitiku, kau selalu buat semuanya tampak lebih indah. Karna memang yang kutahu cinta itu indah. Kau tahu bagaimana caranya membuatku tersenyum. Bagaimana membuatku bahagia. Bagaimana menghadapi hari tanpa cemberut. Kau bener-bener semangat hidupku, tapi itu dulu.
Sekarang laen, kau asing bagiku. Kau bukan siapa-siapa lagi. Bahkan aku tak ingin kau disini. Seindah apapun kenangan yang pernah kau berikan untukku. Tapi aku tak bisa dan tak akan pernah bisa melupakan luka yang pernah kau beri jua.
Satu yang kusesalkan. Kenapa kau hadir kembali disaat aku tengah merajut kebahagiaan dengan orang laen??? Dulu kau kemana??? Saat aku masih setia menunggumu bicara. Kau dimana ketika aku rapuh dan butuh penopang??? Kau dimana ketika aku menangis??? Kau dimana ketika aku bener-bener butuh kamu. Aku bertahan, sampai suatu ketika aku tak mampu bertahan lagi. Aku tak bisa seperti ini selamanya. Aku mencoba bangkit dari rasa sakit itu. Dan hingga kini aku bahagia dengannya.
Terimakasih sempet hadir di ruang hati ini. Makasih pernah membuatku bahagia. Dan makasih untuk rasa sakit yang kau berikan, membuatku semakin kuat untuk menghadapi sesuatu yang menyakitkan.
Bertahun-tahun, sampe ku melupakan semua yang pernah kau torehan dihatiku. Aku memang telah melupakan rasa sakit itu. Tapi aku tak melupakan bahwa kau pernah hadir di ruang hatiku meski hanya sebentar. Tapi sekarang, kau berdiri disitu di depan mataku, seakan-akan kau bangkitkan kembali kenangan buruk yang hampir telah kulupakan.
Kau tanya keadaanku. Seakan kau ingin tau bagaimana keadaan hatiku. Tapi buat apa??? Kau hanya serpihan kisah masa laluku yang hampir kuhapus dari hidupku.
"Maafkan kau!!" (katamu terbata-bata)
"Maaf??? buat apa???" (aku pura-pura tak tahu apa maksud kata maafmu, sebenarnya aku tahu, aku hanya tak ingin mengingatnya kembali)
"Buat yang telah lalu, barangkali aku telah menyakitimu"
Dalam hatiku :
"Kau memang telah menyakitiku. Mudah saja kau bilang maaf. Andai saja saat itu kau tahu bagaimana sakitnya aku. Andai saja cintamu seperti cintaku. Andai saja kau merasakan pula lukaku waktu itu"
"Owh,, gag pa2. Yang sudah ya biarlah sudah. Aku udah maafin kamu!"
Ohh,... benarkah aku telah memaafkannya???? Bukankah aku membencinya??? Aku benci kenapa harus teringat kembali luka itu. Membuatku kembali merasakan sakit.
Padahal sebelum kau menyakitiku, kau selalu buat semuanya tampak lebih indah. Karna memang yang kutahu cinta itu indah. Kau tahu bagaimana caranya membuatku tersenyum. Bagaimana membuatku bahagia. Bagaimana menghadapi hari tanpa cemberut. Kau bener-bener semangat hidupku, tapi itu dulu.
Sekarang laen, kau asing bagiku. Kau bukan siapa-siapa lagi. Bahkan aku tak ingin kau disini. Seindah apapun kenangan yang pernah kau berikan untukku. Tapi aku tak bisa dan tak akan pernah bisa melupakan luka yang pernah kau beri jua.
Satu yang kusesalkan. Kenapa kau hadir kembali disaat aku tengah merajut kebahagiaan dengan orang laen??? Dulu kau kemana??? Saat aku masih setia menunggumu bicara. Kau dimana ketika aku rapuh dan butuh penopang??? Kau dimana ketika aku menangis??? Kau dimana ketika aku bener-bener butuh kamu. Aku bertahan, sampai suatu ketika aku tak mampu bertahan lagi. Aku tak bisa seperti ini selamanya. Aku mencoba bangkit dari rasa sakit itu. Dan hingga kini aku bahagia dengannya.
Terimakasih sempet hadir di ruang hati ini. Makasih pernah membuatku bahagia. Dan makasih untuk rasa sakit yang kau berikan, membuatku semakin kuat untuk menghadapi sesuatu yang menyakitkan.
21 comments:
maaf kan aku jika aku selalu menyakitimoe :D
aihh,,
maafkan aku juga yach
hehhehehe
:(( jadi terharu nih! tapi ada hadits yang mengatakan laa yu'minu akhadukum khatta yukhibbu liakhiihi maa yukhibbu linafsih
sabar ya neng..kalo mungkin ga bisa terbaik buat saat ini mungkin lain kali bisa jadi yang lebih terbaik buat masa depan.
cowok selalu mengangap enteng semua masalah..tapi terkadang mereka berbuat kasar
Hati-hati yaa mbak,,dia diam-diam mematikan hehehe
Ya begitulah cinta kadang bisa membuat hati menjadi senang dan gembira berbinar binar tetapi terkadang bisa menyakitkan...
Ehem ehem... Cinta lama bersemi kembaliu nih :D
sabar ya neng..kalo mungkin ga bisa terbaik buat saat ini mungkin lain kali bisa jadi yang lebih terbaik buat masa depan. Sip betul bangetz nih apa yang dikatakan Fransisca devi ;))
Laa Tahzan yaa neng ina!
mending dengerin musik,. biar ilang sedihnya
Memorinya jangan dibuang di keranjang sampah. nati bisa diakses oleh hacker. Sebaiknya di-delete atau diformat saja biar ga bisa diakses sama sekali. (komentar teknisi komputer rusak) :)
Salam.
Datanglah bersama keindahan
Jangan kau paksakan untuk mengingat kembali
Usir jauh2 bayang itu
dan jangan kau rasakan
Rasakanlah sebagai teman yang paling kurang ada
sehingga nilai itu akan pergi
Jangan kau siksa hatimu
dengan apa yang telah kau lihat
tapi rasakan hatimu untuk berkata yang sesungguhnya
Hati akan merasa damai
Bulan akan kembali terang
Terang menerangi hatimu yang gelap
yang sabar ajah neng,gak cuma kamu kok yang pernah disaakiti,aku malah lebih parah lagi....
Kita tidak akan pernah dan tidak akan mungkin melupakan seseorang yang pernah menempati ruang yang spesial di hati kita.
Jika memang kita kini tak bisa bersamanya, tempatkan ia dalam suatu "kotak" khusus dalam hati.
Kotak itu tidak perlu dihapus jika kita takut ia akan kembali lagi.
Jika memang ia kita taruh dalam kota itu, kita kunci dan kita tempatkan di ruangan yang spesial juga dihati kita, kemungkinan kota itu tidak akan terbuka sendiri karena kita yang punya kuncinya.
God has the masterplan. And life is just like a movie. There is a movie director, and there are actors/actrees. But, life is an unpredictable movie, in which we won't see how it would end.
Best regards,
Irfan Melodic Nugroho
Melodramatic Mind
Facts on the Recent News
kemana aja ka,
Kita tidak akan pernah dan tidak akan mungkin melupakan seseorang yang pernah menempati ruang yang spesial di hati kita.
dimaafkan saja, damai itu indah.. hehehe :P
wah... ceritanya sama banget ama yg pernah aku alami setahun kemaren, sama persis! dan kini aku sudah menemukan penggantinya, setelah aku bisa mengikhlaskannya. coba ikhlas mba, mgkn mba akan seperti saya, menemukan pengganti yg sesuai dgn yg kita butuhkan ;)
Forgiven but not Forgotten...
Bener kata temen2 diatas ina:)
andaii saja aku bisa menjadi penggantinyaaa...wkakakakaka ...maaf jadi terharu pingin ngibur nih .....salam dari ponaan newbie lampung hehehehe
mengapa tiadakah kau maafkan?? mengapa kau bertanya?? mengapa tiada maaf darimu?? ...
Post a Comment