Ada...
Sebuah dunia kecil, terbentuk dari rasa membutuhkan dan keinginan untuk berbagi. Terhiasi oleh canda, tawa, bahagia, sedih, luka, duka dan lara. Semuanya menjadi satu, emmbaur dalam untaian kasih persahabatan nan indah. Bahagiaku bahagiamu, dukaku dukamu, sebuah semboyan yang indah, seindah persahabatan yang tercipta.
Jika diibaratkan, seperti mentari dan bulan. Ada siang ada malam, ada kamu ada aku. Ada cahaya mentari disiang hari dan cahaya bulan dimalam hari. Saling melengkapi. Tak ada bulan, mentari mencari, begitu sebaliknya. Tak ada hari tanpa berbagi dalam suka maupun duka. Begitu indah, meski hanya dibalik layar maya.
Tak siang tak malam. Selalu tertawa ketika ada yang lucu, tak adapun akan selalu dibuat lucu. Berdebat ketika beda pendapat, namun akhirnya akan ada yang mengalah. Menangis, ketika yang satu terluka, seakan-akan ikut merasakan sakit dan sedih sahabatnya. Tapi itu dulu....
Sekarang...
Mentari tlah menemukan tambatan hatinya. Tak ada lagi waktu buat bulan. Kini semuanya berubah. Rame telah berubah sepi. Tak seperti dulu lagi. Terkadang bulan merasakan sepi, mentari telah pergi...
Meskipun tak pernah terucap kata pergi dari mentari namun bulanpun mengerti. Suatu saatpun akan berakhir. Senyum dan canda tawa bulan pun suatu saat tak kan berarti lagi buat mentari. Mau tak mau, siap tak siap pun bulan harus mengerti...
Mentari bilang...
Bulan berubah, tak seperti dulu lagi. Tak tahukah mentari bahwa bulan hanya ingin memberi waktu mentari untuk sang tambatan hati. Menjauh bukan berarti berubah. Pergi bukan berarti benci... Namun ada kalanya harus seperti ini. Bahkan ketika mentari butuh pundak sang bulan untuk menangis pun, bulan masih ada disana.
Yang disayangkan...
Kenapa tak berbagi?? Tak mengertikah bahwa kebahagiaan mentari dengan sang tambatan hati, merupakan kebahagiaan bulan pula. Kenapa tak pernah lagi mencari bulan?? Tak butuh lagikah sinarnya disaat gelap?? Yah, bulan pun mengerti, ada cahaya pengganti. Kenapa tak pernah lagi mencari??
Bulanpun tak pernah mencari jawabannya. Buat bulan, melihat mentari dan sang tambatan hatinya bahagia, sudah cukup membuat bulan tersenyum manis dan seakan merasakan, inilah kebahagiaan mentari. Bulan pun ikut bahagia, meskipun hanya bisa menyaksikannya dari jauh...
Kini bulanpun sendiri...
Read More : Mentari Tlah Pergi