Semangat Kartini di Balik Tante Suci
Kepahitan hidup membuatnya tak pernah takut menghadapi lika-liku kehidupan. Ia telah terbiasa. Tak pernah ada kata "menyerah" dalam kamusnya. Baginya, meratapi nasib ditambah menyerah sama dengan menelantarkan anak-anaknya.
Sepeninggal almarhum suaminya, ia memang membesarkan keempat buah hatinya seorang diri. Hidupnya memang sulit, meskipun bukan yang paling sulit. Tapi ini cobaan dari Allah, seandainyapun dia bisa memilih, tapi sayang, dia tak bisa memilih, apalagi protes.
Kalau saja suaminya tak meninggalkannya secepat ini. Aaah... aku terkadang berandai-andai menatap wajah tanteku. Jika saja suaminya masih ada, tentu dia tak sesulit ini. Apakah dia juga pernah berandai-andai seperti aku?? Sesekali mungkin, tapi aku memang tak pernah tahu.
Aku masih teringat ketika kematian suaminya, Meninggalkan dia dan keempat anaknya. Kuratapi wajah mereka satu per satu. Arifin, matanya berkaca-kaca, ku tahu sebenarnya pula ia ingin menumpahkan air matanya, tapi ditahannya. Ia hanya ingin memperlihatkan bahwa dia adalah anak laki-laki dan anak pertama. Sebagai contoh untuk adik-adiknya, ia harus kuat.
Nurul, matanya sembab sehabis menangis, tatapannya kosong. Ajeng yang hanya diam tapi kemudian kulihatnya menangis pula. Banar, yang baru masuk TK, mengajak ayahnya menyanyi sembari dia tiduran dibawah jenazah ayahnya. Seakan-akan dia ingin membangunkan ayahnya. Sedangkan Rizal yang baru satu bulan, terlalu kecil untuk mengerti semua ini. Sedihhhh.....
Menjadi single parent bukan hal yang mudah untuknya. Disaat ia rapuh, ia bahkan tak memiliki seorang suami untuk mengadu diri, untuk menguatkan dirinya. Tapi ini kenyataan, tak bisa dipungkiri. Ia bekerja sebagai karyawan di salah satu percetakan. Gajinya tak cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari, belum lagi masalah biaya sekolah anak-anaknya. Ia tak pernah menyerah, tak pernah lelah mencari kerja sampingan. Buruh mencuci di tetangga-tetangga dekat rumahnya. Ohhh... Tante Suci, tak pernah kau rasakan lelahmu.
Catatan dariku untukmu Tante, kau adalah wanita hebat. Tak peduli halangan rintangan apapun. Kau seorang Kartini masa kini. Hidup sebagai single parent yang hebat. R.A. Kartini menuliskan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Tapi engkau tak menulis untuk menjadikan sebuah buku. Kau tulis perjuanganmu melalu cinta kasihmu kepada anak-anakmu. Kau hanya berpikir, "Habis Gelap di Pagi Hari Kerja lagi". Lalu di dalam benakmu hanya ada pertanyaan "Habis Gelap Kapan Terangnya?".
Anakmu seakan mengerti penderitaanmu. Arifin, sebelum ke sekolah, ia pergi ke pasar, menjadi kuli pasar, berharap upahnya bisa sedikit mengurangi beban kamu. Sedangkan Nurul dan Ajeng, selepas pulang sekolah pergi mencari rongsokan untuk dijual. Aku bangga akan keluarga ini. Bagiku, Tante Suci adalah Kartini masa kini. Sedangkan Ajeng dan Nurul adalah Kartini kecil.
Sabar dan tetap semangat Tante, suatu saat Allah akan memberikan yang lebih indah... Dan percayalah Allah tak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umatnya.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Tulisan ini terinspirasi dari Tante Suci (adik Ayahku). Tulisan ini diikutkan dalam KUIS BERHADIAH CANTIK KHUSUS PEREMPUAN DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI KARTINI . Sekaligus dalam memperingati Hari Kartini, semoga tulisan ini menginspirasi seluruh wanita Indonesia bahwa kepahitan dan belenggu hidup janganlah mematahkan semangat kita.
Sepeninggal almarhum suaminya, ia memang membesarkan keempat buah hatinya seorang diri. Hidupnya memang sulit, meskipun bukan yang paling sulit. Tapi ini cobaan dari Allah, seandainyapun dia bisa memilih, tapi sayang, dia tak bisa memilih, apalagi protes.
Kalau saja suaminya tak meninggalkannya secepat ini. Aaah... aku terkadang berandai-andai menatap wajah tanteku. Jika saja suaminya masih ada, tentu dia tak sesulit ini. Apakah dia juga pernah berandai-andai seperti aku?? Sesekali mungkin, tapi aku memang tak pernah tahu.
Aku masih teringat ketika kematian suaminya, Meninggalkan dia dan keempat anaknya. Kuratapi wajah mereka satu per satu. Arifin, matanya berkaca-kaca, ku tahu sebenarnya pula ia ingin menumpahkan air matanya, tapi ditahannya. Ia hanya ingin memperlihatkan bahwa dia adalah anak laki-laki dan anak pertama. Sebagai contoh untuk adik-adiknya, ia harus kuat.
Nurul, matanya sembab sehabis menangis, tatapannya kosong. Ajeng yang hanya diam tapi kemudian kulihatnya menangis pula. Banar, yang baru masuk TK, mengajak ayahnya menyanyi sembari dia tiduran dibawah jenazah ayahnya. Seakan-akan dia ingin membangunkan ayahnya. Sedangkan Rizal yang baru satu bulan, terlalu kecil untuk mengerti semua ini. Sedihhhh.....
Menjadi single parent bukan hal yang mudah untuknya. Disaat ia rapuh, ia bahkan tak memiliki seorang suami untuk mengadu diri, untuk menguatkan dirinya. Tapi ini kenyataan, tak bisa dipungkiri. Ia bekerja sebagai karyawan di salah satu percetakan. Gajinya tak cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari, belum lagi masalah biaya sekolah anak-anaknya. Ia tak pernah menyerah, tak pernah lelah mencari kerja sampingan. Buruh mencuci di tetangga-tetangga dekat rumahnya. Ohhh... Tante Suci, tak pernah kau rasakan lelahmu.
Catatan dariku untukmu Tante, kau adalah wanita hebat. Tak peduli halangan rintangan apapun. Kau seorang Kartini masa kini. Hidup sebagai single parent yang hebat. R.A. Kartini menuliskan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Tapi engkau tak menulis untuk menjadikan sebuah buku. Kau tulis perjuanganmu melalu cinta kasihmu kepada anak-anakmu. Kau hanya berpikir, "Habis Gelap di Pagi Hari Kerja lagi". Lalu di dalam benakmu hanya ada pertanyaan "Habis Gelap Kapan Terangnya?".
Anakmu seakan mengerti penderitaanmu. Arifin, sebelum ke sekolah, ia pergi ke pasar, menjadi kuli pasar, berharap upahnya bisa sedikit mengurangi beban kamu. Sedangkan Nurul dan Ajeng, selepas pulang sekolah pergi mencari rongsokan untuk dijual. Aku bangga akan keluarga ini. Bagiku, Tante Suci adalah Kartini masa kini. Sedangkan Ajeng dan Nurul adalah Kartini kecil.
Sabar dan tetap semangat Tante, suatu saat Allah akan memberikan yang lebih indah... Dan percayalah Allah tak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umatnya.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Tulisan ini terinspirasi dari Tante Suci (adik Ayahku). Tulisan ini diikutkan dalam KUIS BERHADIAH CANTIK KHUSUS PEREMPUAN DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI KARTINI . Sekaligus dalam memperingati Hari Kartini, semoga tulisan ini menginspirasi seluruh wanita Indonesia bahwa kepahitan dan belenggu hidup janganlah mematahkan semangat kita.
37 comments:
Wahhh... tumben nich ina jam segini update... hahaha...
Selamat hari Kartini ina...
Selamat hari Kartini ya
ikut mendoakan bisa menang yah tulisanna
selamat hari kartini dear ^^
patut diteladani ibu kita kartini
selamat hari kartini, Dek..
semoga keteladanan beliau mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi seluruh wanita Indonesia..
amin..
moga menang aja ya ^_^
selamat hari Kartini, perjuangannya telah memberikan inspirasi kepada seluruh Wanita untuk tetap gigih berjuang menggapai impian dan cita.
hari kartini mengingatkan saya ma ibu saya...hiks hiks,.klo ada hari kartono ...mungkin mengingatkan saya ma bapak saya!!!
I miss u my mother....
dengan semangat kartini, moga tetap semangat ikut kontesnya ya... moga sukses selalu
aduh menginspirated bgt na,,,selamat kartini yaa ^_^
Hikz..hikz JADI teringat iBUku hehhehhee
selamt kArtini $_$
selamat hari kartini yah na ^___^
Selamat hari Kartini, Semangat Kartini takan pernah pudar..
salut...
selamat hari Wanita Indonesia..
*Seiri pake kebaya n sanggul hilir mudik di UGD*
sebenarnya kerjaan kartini hanya menulis surat :)
masih banyak wanita selain kartini yang berjuang dalam arti sebenarnya (maksudnya ga hanya menulis/teori) tapi langsung praktek
misalnya Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh atau Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan
nb:
mereka hidup dijaman sebelum kartini lho
more info - cek google :)
@ Flexter : oia... makasih yah infonya... jdi tahu hehehe :D
selamat hari kartini ^___^
happy kartini day
memang sosok kartini dikenal sebagai wanita yg tidak kenal menyerah...apalagi beliau hidup dlm jaman penjajahan yg dimana situasinya keras.....:)
moga menang yah kontesnya...oia, dukung jg sy di kontes...he..he..
tulisannya mengharukan, memang dibutukan kartini-kartini muda untuk bangsa ini...
anak yg betul2 berbakti..masih muda telah berjuang untuk keluarga...
kyk sy blm bisa jd yg terbaik untuk keluarga....
kontes yah??? moga menang
wah bagus banget nih tulisannya.....
semoga menang, lanjutkan!!!
jadi smangat lagi baca tulisannya. smoga emansipasi wanita ga kebabablasan jadi emansisapi hehehehe Met hari kartini buat wanita Indonesia
Selamat hari kartini ya semoga tambah harum namanya
good post....
blogwking
http://anjrot.com/
RA Kartini bukan hanya sumber inspirasi bagi kaum wanita tapi juga bagi kaum pria yang dilahirkan oleh wanita....selamat hari kartini
Aku yakin bakalan menang lagi deh In...
Insya Allah.
lamanya baru mampir lagi kesini aduh maaf ya, eh iya semoga menang lagi kontesnya
Kartini emang pantes dicontoh..
ayo maju wanita Indonesia, jangan cuma bisa bugil di depan kamera doank !!
Selamat hari kartini
Wah Ina gi hoby ikut lomba...mb doain deh semoga sukses selalu dalam dunia blogger
Ibu Oh Ibu...Ibu Kita Kartini Pejuang kaum wanita sejati.
ibu kita kartini putri sejati, putri indonesia harum namanya.
wahai ibu kita kartini putri yang mulia sungguh besar cita-citanya bagi indonesia.. lets sing a soong
sayang ny tante kartini wafat dalam usia muda..
smngtny slalu ada dalam dadaku..
tante yg anggun!
Post a Comment