Sssttttt... Ada yang Usil!!!

Alkisah, Budi, Doni, Dedi dan Tono tinggal disebuah asrama, sesuai peraturan sekolah. Tahu sendiri kan?? Namanya orang banyak, pasti sifatnya lain-lain. Bhineka Tunggal Ika gitu dech. Meskipun sifat mereka berbeda-beda, tetapi tetap memiliki rasa kesatuan dalam persahabatan mereka.

Perlu diketahui, kalau sifat Budi ssstttttt.... PELIT!!! Minta mau, beli ogah. Namanya saja masa-masa pubertas. Tentunya selalu ingin coba-coba hal baru. Merokok salah satunya. Berawal dari coba-coba kini menjadi kebutuhan. Benar saja, mereka lebih memilih tidak jajan asal bisa ngrokok.

Budi : "Bagi dong rokoknya" pintanya sembari main rebut aja.
Sekali-sekali sih boleh saja, tapi kalau keterusan?? Bisa ketagihan nih anak.
Dedi : "Ah loe, minta terus kapan belinya??"
Budi : "Kapan-kapan deh, kalau gue ada duit"
Dedi menjadi tempat persinggahan Budi kalau lagi butuh rokok. Dedi memang selalu care sama teman-temannya. Selalu berbagi. Nah kan? berlainan banget sama sifat Budi.

Suatu hari, dikala Budi sedang pergi. Tinggal mereka bertiga ngobrol-ngobrol di depan kamar mereka.
Doni : "Ded, jangan dikasih terus, seneng dia, susah di loe"
Tono : "Iya, ngapain sih? mending buat besok rokoknya"
Doni : "Bener Ded, sekali bolehlah, tapi kalau keterusan seneng dia dong"
Dedi : "Hemmm... selama ini aku heran. Kadang rokokku ngilang kemana yah? Kok berkurang. Hilang kemana yah??" (sambil garuk-garuk kepala).
Doni : "Yah... mana bisa hilang, rokok kan nggak punya kaki?? Yang ada yang punya kaki tuh yang nyolong"
Dedi : "Yang punya kaki?? Maksud loe Don??"
Tono : "Siapa lagi kalau bukan Budi"
Dedi : "Ah... jangan sembarangan nuduh"
Doni : "Gimana kalau kita buktiin??"

Keesokan harinya, mereka menaruh sebungkus (kelihatannya, padahal isinya cuman satu batang Hihihihihi) di meja kamar mereka (mereka satu kamar). Sekalian korek disamping rokok. Mereka bertiga ngintip dari kejauahan. Tiba-tiba...

Budi masuk kamar, tak tahunya di meja ada sebungkus rokok, yang sebenarnya cuma sebatang. Mereka bertiga langsung mendekati kamar dan berdiri di balik jendela.
Budi : "Ada rejeki nih. Yaelah cuman sebatang. Lumayan ah... sikat aja"
Budi mengambil rokok, menyalakannya lalu menghisapnya.
Tono : "Nah kan, ketahuan dia yang suka ngambil rokok loe"
Dedi : "Iya nih, dasar!!! Udah pelit, suka nyolong, idup lagi"
Doni : "Husssshhhh... Nggak boleh begitu"

Setengah perjalanan rokok itu dihisap.. tiba-tiba...
"CrRrReeeezzZZzZZzzZzzzzzzz" rokoknya mengeluarkan api.
Sontak si Budi kaget karena hidungnya tersengat api. Dia kaget. Tak kuasa menahan tawanya, Doni, Dedi dan Tono tertawa serempak.
"Wkakakakakakakakakaka"
"Hahahahhahahahahahaha"
Tentu saja persembunyian mereka ketauan Budi. Budi marah, kesal, lalu menghampiri mereka bertiga.

Doni : "Loe kenapa Bud?? Kok merah begitu?"
Budi : "Ini kerjaan kalian yah??"
Serempak mereka bertiga bilang : "BukaaaaaNnnnnnnn"
Budi : "Emhllllemlllemllllemllll" nggak jelas ngomong apa. Dia ngomel-ngomel sendiri lalu dia lari ke kamar mandi.

Tinggalah mereka bertiga, saling berpandangan. Bingung, siapa yang ngerjain ini semua?? Kenapa bisa mengeluarkan api rokoknya?? Saling tuding menuding kenapa ini bisa terjadi.

Ssssstttttt...!!! Sebenarnya, Doni-lah yang ngerjain ini semua. Sengaja Doni menaruh belerang korek didalam rokok untuk ngerjain Budi. Doni kesal kareka si Budi pelit. Biar rasain tuh anak, dikerjain!!! Tapi Doni tidak mengaku, mana ada sih maling ngaku. Maling ngaku, penjara penuh.

***** :
Cerita ini adalah cerita temenku. Cerita ini telah mendapatkan ijin untuk dipostingkan. Temenku dalam cerita ini Doni, hanya saja namanya minta disamarkan.