Potret Anak Jalanan
Dia terbangun dari dinginnya kolong jembatan, dengan pandangan buram dari gelapnya malam yang mencekam. Dia tak mengerti, menu apa yang akan dimakannya pagi ini. Jangankan memikirkan menunya, untuk membelinya saja dia tak punya uang. Mau makan harus ada uang. Dia rogoh saku celananya, kosong seperti perutnya.
Mentari kian meninggi, itu berarti uang harus dia cari demi sesuap nasi. Berjalan telusuri jalan-jalan, meskipun dengan sisa-sisa tenaganya. Yang ada dalam pikirannya hanya ingin makan, makan dan makan. Dia bersenandung meminta belas kasihan. Berharap orang akan mengerti akan perut kosongnya.
Ketika anak-anak lain dengan nyamannya duduk di bangku sekolah. Namun dia harus mencari uang, demi sesuap nasi. Tak peduli terik matahari yang kian menyengat. Tak peduli juga wajahnya penuh debu dan berapa tetes peluh mengucur ditubuhnya. Yang terpenting buat dia hanyalah, bagaimana menyambung nyawanya.
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Miris sekali. Dia juga punya mimpi, mimpi untuk bisa jadi lebih baik dari keadaannya hari ini. Rindunya akan ayah dan ibunya yang telah tiada. Dia harus sendirian mengarungi hidup ini. Tapi dia pun tahu, tak harus menyerah akan keadaan. Dia akan berjuang untuk hidup, meskipun hanya sendirian.
Ibu...mataku kabur...
Sudah tiga hari aku tak tidur...
Perutku hanya berisi bubur...
Sakit sekali rasa di dubur...
Ibu...aku sudah tak kuat..
Tak ada uang untuk berobat...
Apakah semua orang jahat...
Hanya ibulah yang malaikat..
Ibu...aku ingin pergi...
Menyusul ibu dibalik pelangi...
Dimana tak ada lagi sedih...
Dalam pelukan ibu abadi...
Seandainya aku ada diposisi dia. Kuatkah aku?? Aku terbiasa bangun pagi melihat nasi dan susu di meja. Lalu bagaimana jika aku bangun tidur tak ada nasi dan harus kucari. Aku mengeluh ketika mentari terasa terik. Kalah, aku kalah dengannya yang tak peduli akan panasnya matahari disiang hari.
Aku tidur beralaskan kasur empuk di dalam rumah dan ditemani selimut tebal. Sedangkan dia beralas kardus, tak berselimut di bawah kolong jembatan, sedang dingin menusuk tubuhnya. Aku disini masih bisa merasakan hangatnya kasih sayang orang tuaku, sedangkan dia... harus menyimpan rindunya untuk kedua orang tuanya.
Tuhan... Aku terkadang lalai bersyukur atas nikmatmu. Kadang ku lupa, apa yang kurasakan dan kudapatkan hari ini adalah atas karunia-Mu. Terkadang ku selalu mengeluh dan ingin yang lebih. Sekarang kutahu, bahwa aku jauh lebih beruntung dari pada dia. Syukurku atas nikmat-Mu, Tuhan...
Mentari kian meninggi, itu berarti uang harus dia cari demi sesuap nasi. Berjalan telusuri jalan-jalan, meskipun dengan sisa-sisa tenaganya. Yang ada dalam pikirannya hanya ingin makan, makan dan makan. Dia bersenandung meminta belas kasihan. Berharap orang akan mengerti akan perut kosongnya.
Ketika anak-anak lain dengan nyamannya duduk di bangku sekolah. Namun dia harus mencari uang, demi sesuap nasi. Tak peduli terik matahari yang kian menyengat. Tak peduli juga wajahnya penuh debu dan berapa tetes peluh mengucur ditubuhnya. Yang terpenting buat dia hanyalah, bagaimana menyambung nyawanya.
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Miris sekali. Dia juga punya mimpi, mimpi untuk bisa jadi lebih baik dari keadaannya hari ini. Rindunya akan ayah dan ibunya yang telah tiada. Dia harus sendirian mengarungi hidup ini. Tapi dia pun tahu, tak harus menyerah akan keadaan. Dia akan berjuang untuk hidup, meskipun hanya sendirian.
Ibu...mataku kabur...
Sudah tiga hari aku tak tidur...
Perutku hanya berisi bubur...
Sakit sekali rasa di dubur...
Ibu...aku sudah tak kuat..
Tak ada uang untuk berobat...
Apakah semua orang jahat...
Hanya ibulah yang malaikat..
Ibu...aku ingin pergi...
Menyusul ibu dibalik pelangi...
Dimana tak ada lagi sedih...
Dalam pelukan ibu abadi...
Seandainya aku ada diposisi dia. Kuatkah aku?? Aku terbiasa bangun pagi melihat nasi dan susu di meja. Lalu bagaimana jika aku bangun tidur tak ada nasi dan harus kucari. Aku mengeluh ketika mentari terasa terik. Kalah, aku kalah dengannya yang tak peduli akan panasnya matahari disiang hari.
Aku tidur beralaskan kasur empuk di dalam rumah dan ditemani selimut tebal. Sedangkan dia beralas kardus, tak berselimut di bawah kolong jembatan, sedang dingin menusuk tubuhnya. Aku disini masih bisa merasakan hangatnya kasih sayang orang tuaku, sedangkan dia... harus menyimpan rindunya untuk kedua orang tuanya.
Tuhan... Aku terkadang lalai bersyukur atas nikmatmu. Kadang ku lupa, apa yang kurasakan dan kudapatkan hari ini adalah atas karunia-Mu. Terkadang ku selalu mengeluh dan ingin yang lebih. Sekarang kutahu, bahwa aku jauh lebih beruntung dari pada dia. Syukurku atas nikmat-Mu, Tuhan...
47 comments:
peduli anak jalanan....
aku suka thu lagu nya iwan....
anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
mimpi yg terbeli,,,,atw mimpi yg terjual yaaa...
psti mahal thu bagi mereka anak jalanan...
Anak jalanan...kalo di kota mb , masih boleh di bilang masih jarang...hanya ada beberapa saja yang mb lihat di perempatan jalan/lampu merah...nampaknya mereka ada yang koodinir...susah jg mo beri mereka receh, seolah-olah buat enak boz mereka jadinya...
Wah yang ke 2 toooooooooooh
Ntr ya Ina
Mb mo jadikan yang ke 3 baru deh kabuuuuuuuuuurrr
Jika kamu ingin bersyukur maka lihatlah orang dibawah kamu, jika kamu ingin berusaha dan bertawakal lihatlah orang diatas kamu.
iyah..terkadang kasian juga sama kehidupan mereka...tapi terkadang pula mereka adalah korban dari orang tua mereka sendiri, yang dengan sengaja meng ekploitasi...agar mendapat belas kasihan...
tidak ada seorang anak pun yang ingin hidup dijalanan, mereka sebenarnya adalah generasi penerus bangsa, mudah2an makin banyak pihak yg peduli mau memberikan pendidikan & keterampilan pada mereka, aamiin...
jadi inget dongeng gadis penjual korek api deq mudah-mudahan kesejahteraan negara kita meningkat yah
sesungguhnya kesehatan dan kebahagiaan adalah nikmat paling mahal, dan yang paling berbahagia adalah orang yang paling banyak memberi + coment juga tuh =))
:(( :(( :(( kasihan penerus bangsa saat ini...dimana dia berjuang hanya untuk sesuap nasi.Sedangkan orang2 yang di atas hanya mengurusi uang dan memperkaya diri saja....saya salut buat INA...Ini adalah artikel yang sangant menyentuhku....:(( :(( :((
blognya imut banget.. salam kenal ya..
Kita harus bersyukur dengan apa yg di kasih tuhan ke kita...
Indonesiaku,...
salam,
artikel yang prihatin...
semoga memberi kesadaran buat kita semua.
terima kasih dik, semoga sejahtera.
mengharukan....lagunya iwan bukan cuma hayalan...
manteb mbak artikelnya...uyeeee
Selamat pagi ina...
berkunjung di pagi hari
Penggambaran potret anak jalanan dari anak gedongan... hehehe.
Jadi semangat nih habis baca cerit di atas, "jangan pernah mengeluh".
Makasih Na...
kasihan banget tuh anak jalanan masih kecil udah ngegendong bayi sambil minta minta
sekarang makin marak aja tuh anak jalanan di kota kota besar di indonesia
andaikata satu orang mengambil 1 anak jalanan sebagai anak asuh....tidak akan ada lagi anak jalanan...
ORANG KAYA :
HARI INI kita makan apa?
HARI INI kita makan dmn?
HARI INI "SIAPA Yg Kita MAKAN"?
ORANG MISKIN :
HARI INI apa yang kita makan?
Kalau PEMIMPIN kita GEMUK
Bisa dipastikan bahwa RAKYAT nya KURUS
Kalau PEMIMPIN kita KURUS
Maka RAKYAT akan GEMUK
Jadi BINGUNG deh...
kenapa ya para pejabat dengan pongahnya melenggok dengan mobil dinas ratusan juta bahkan miliaran, sementara rakyat kecil semakin terjepit keadaan hingga untuk makan sesuap nasi aja susahnya minta ampun..
kalo mobil2 dinas itu diganti xenia, bisa ketutup ga ya kemiskinan di Indonesia?
Nice Post... ;)
ada kutipan lagu om Iwan juga...manteb
sampai kapan ya ..... pemandangan itu tak terlihat ...
mungkin bila telinga dapat melihat dan mata dapat mendengar dan hati berbicara .... mungkin pemangdangan itu tak terlihat lagi.
kasian nasib anak penerus bangsa jaman sekarang ya...
Anak jalanan potret buram dari kejamnya kehidupan..dari ego manusia mampu...temanya bagus karena ditulis pada saat yang tepat...another good post...
anak jalanan...sebuah lingkaran syetan korban ketimpangan perlakuan oleh pejabat...hmmm...
kalo pemerintah gak bisa..kita yang bisa...bagi yang mampu ambillah satu saja anak jalanan utk diadopsi...
ternyata seperti kehidupan mereka
tak seperti kita yang hanya duduk
dan update status ..
nice info
Masya Allah... terkadang negeri ini membuat manusia menjadi bimbang.. disisi lain kita ingin membantu.. tetapi pemerintah mengeluarkan UU dengan pelarangan memberikan uang atau apapun kepada mereka...dengan sanksi pidana atau denda.. adakah seorang relawan yang mau membuatkan rumah dan sumber pekerjaan untuk org tuanya.. agar anak2 itu bisa menikmati bangku sekolah dan menuntut ilmu...
kasihan...
maksimalkan UU perlindungan anak...anak-anak adalah harapan bangsa...
Syukuri apa eank ada,
Idup adalah anugrah,,,
(Nyanyi aLa D'Nasib... ^0^)
Iyah,poko nya Qita haruz bersyukur uda dikasi idup yang enyak spt ini...
Bayangin seumpama jadi nak jalanan,
Betapa susahnyaaa,,,,
Bener bener nih kita harus sering2 bersyukur atas apa yang kita miliki! kebanyakan orang yang dah kecukupan masiiiiih aja komplain dengan nasibnya! huft . . . ! apakah harus bernasib sperti itu dulu baru bisa bersyukur? kalau aku jangan sampe deh :D! good posting ina! majuuuuuuuuu truuuuus (^_^)
wahh......thx niey infonya ..bagus bgt...
bicara soal anak jalanan,bukan hanya mencakup keadaan keluarganya...tapi perlu juga dukungan pemerintah buat mereka,faktor ekonomi lah yg secara tidak langsung mengeksploitasi mereka.memang betul tidak boleh ada satu alasan pun bagi orang tua mereka untuk mengeksploitasi anak seumur mereka,tapi ingat realita dimasyarakat itu terjadi
alangkah baiknya pemerintah turun tangan secara penuh (jgn setengah2),bagaimanapun mereka ini masa depan bangsa kita. kalau mau pemerintah bisa mencontoh "QATAR,SINGAPURA" dlm hal memberdayakan masyarakatnya.
Selamat pagi ina...
Mampir di tempatnya ina
salam sahabat
bicara anak jalanan mengingatkanku pada anak asuh heiks..hiks...oh iya ada awardmohon berkenan diambil ya dhek thnxs n good luck
nasib anak jalanan memang seperti nasib si budi kecil lagunya iwan fals :
"anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal"
shoutmix error nih...
Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang Dek, kehidupan kita lebih baik dibanding mereka, dan lebih bagus lagi, kita punya kepedulian terhadap mereka, iya kan?, hehehe...
memang sedih melihat kehidupan mereka...
miris melihat keadaanya
Very good website you have made. I enjoyed reading this posting....
peduli anak jalanan....
nice BLOG...^^
salam kenal yaa...
Post a Comment