Tuhan,... Na Ingin Sembuh!!
"Aaaaaaaaa..." teriak Nana kesakitan.
Keinginannya untuk ke kamar mandi terhalang rasa sakit pada kakinya. Baru saja Nana bangkit dari tempat tidurnya, namun rasa nyeri pada kakinya telah mengagetkan Nana.
"Kenapa sayang?? Sakit lagi??" tanya Mamanya.
Begitu mendengar jerit sakit Nana, semua menghampiri Nana. Mereka sudah bisa menebak apa yang sedang di alami Nana.
"Iya Ma, sakit lagi. Aduuuh..." sambil merintih.
"Ma,... Kapan Na sembuh??" tanyanya.
"Nana akan sembuh kalau ikut kata dokter"
Tak tahukah Mama, bahwa setiap kali Na bertemu obat-obatan itu ingin sekali rasanya muntah. Na bosen harus minum obat setiap hari. Na jenuh, kemana-mana yang ada di dalam tas Na selalu obat. Tapi Na lebih memilih ini daripada terbaring di rumah sakit. Itu pilihan Nana dulu.
"Diminum obatnya sayang, biar lekas sembuh"
"Ma,... Na bosen, setiap hari harus minum..."
Belum selesai melanjutkan ucapannya, Na tahu telah melukai hati Mamanya. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah sedih, mendengar keluhan dari putrinya. Papa dan kakaknya pun hanya terdiam, tak bisa berkata-kata, seolah-olah ikut merasakan apa yang diderita Nana.
"Nana nurut Om Dokter yah, Na harus operasi"
"Engga Ma, Na nggak mau. Tak bisakah Mama mengerti? Bahwa Na lebih suka disini, melihat mama masak, Papa baca koran dan Kak Doni yang selalu sibuk dengan Black Community-nya. Juga canda tawa temen-temen Nana disekolah" pinta Nana.
"Tapi Nana, hanya sebentar, Na pasti pulang cepet"
Kalau sudah begini, Mamanya pun tak kuasa menolak pinta putrinya. Merasa tak kuat dengan apa yang Doni liat pada Nana, Donipun keluar kembali ke kamarnya. Sejenak tertegun dan memikirkan, namun tak bisa pula melakukan apa-apa. Merasa tak bisa membantu Nana, Donipun menghujamkan Djarum Black yang dihisapnya tadi dengan geram ke dalam asbak. Kemudian menutup Autoblackthrough kesayangannya.
Keesokan harinya....
Ketika pagi menyapa, seperti biasa Doni membangunkan adik kesayangannya. Pintu kamar Nana memang sengaja tidak dikunci, sehingga Doni pun bisa langsung segera mendapati Nana masih terlelap tidur.
"Dasar anak malas" candanya dalam hati Doni.
Ketika Doni ingin membangunkan Nana, tak sengaja Doni melihat selembar kertas. Sobekan kertas dari Diary Nana. Entah kenapa disobek.
Mengurungkan niat membangunkan adiknya, Doni memilih membaca secarik kertas di samping Nana terbaring. Masih ditemani bolpoin kesayangan Nana. Mungkin semalam Nana, kecapekan hingga tak sempat membereskan semuanya sebelum ia terlelap.
Perlahan namun dengan hati yang tak karuan. Doni mulai membaca....
Belum sempat melanjutkan membacanya, Doni tak kuasa menahan apa yang melanda hatinya. Begitukah keinginan adik kesayangannya. Donipun mengarungkan niatnya untuk membangunkan adiknya. Kemudian ia keluar, dan kembali lagi ke kamar dan memikirkan apa yang adiknya inginkan ketika terbangun...
Keinginannya untuk ke kamar mandi terhalang rasa sakit pada kakinya. Baru saja Nana bangkit dari tempat tidurnya, namun rasa nyeri pada kakinya telah mengagetkan Nana.
"Kenapa sayang?? Sakit lagi??" tanya Mamanya.
Begitu mendengar jerit sakit Nana, semua menghampiri Nana. Mereka sudah bisa menebak apa yang sedang di alami Nana.
"Iya Ma, sakit lagi. Aduuuh..." sambil merintih.
"Ma,... Kapan Na sembuh??" tanyanya.
"Nana akan sembuh kalau ikut kata dokter"
Tak tahukah Mama, bahwa setiap kali Na bertemu obat-obatan itu ingin sekali rasanya muntah. Na bosen harus minum obat setiap hari. Na jenuh, kemana-mana yang ada di dalam tas Na selalu obat. Tapi Na lebih memilih ini daripada terbaring di rumah sakit. Itu pilihan Nana dulu.
"Diminum obatnya sayang, biar lekas sembuh"
"Ma,... Na bosen, setiap hari harus minum..."
Belum selesai melanjutkan ucapannya, Na tahu telah melukai hati Mamanya. Terlihat dari raut wajahnya yang berubah sedih, mendengar keluhan dari putrinya. Papa dan kakaknya pun hanya terdiam, tak bisa berkata-kata, seolah-olah ikut merasakan apa yang diderita Nana.
"Nana nurut Om Dokter yah, Na harus operasi"
"Engga Ma, Na nggak mau. Tak bisakah Mama mengerti? Bahwa Na lebih suka disini, melihat mama masak, Papa baca koran dan Kak Doni yang selalu sibuk dengan Black Community-nya. Juga canda tawa temen-temen Nana disekolah" pinta Nana.
"Tapi Nana, hanya sebentar, Na pasti pulang cepet"
Kalau sudah begini, Mamanya pun tak kuasa menolak pinta putrinya. Merasa tak kuat dengan apa yang Doni liat pada Nana, Donipun keluar kembali ke kamarnya. Sejenak tertegun dan memikirkan, namun tak bisa pula melakukan apa-apa. Merasa tak bisa membantu Nana, Donipun menghujamkan Djarum Black yang dihisapnya tadi dengan geram ke dalam asbak. Kemudian menutup Autoblackthrough kesayangannya.
***
Keesokan harinya....
Ketika pagi menyapa, seperti biasa Doni membangunkan adik kesayangannya. Pintu kamar Nana memang sengaja tidak dikunci, sehingga Doni pun bisa langsung segera mendapati Nana masih terlelap tidur.
"Dasar anak malas" candanya dalam hati Doni.
Ketika Doni ingin membangunkan Nana, tak sengaja Doni melihat selembar kertas. Sobekan kertas dari Diary Nana. Entah kenapa disobek.
Mengurungkan niat membangunkan adiknya, Doni memilih membaca secarik kertas di samping Nana terbaring. Masih ditemani bolpoin kesayangan Nana. Mungkin semalam Nana, kecapekan hingga tak sempat membereskan semuanya sebelum ia terlelap.
Perlahan namun dengan hati yang tak karuan. Doni mulai membaca....
Tuhan....
Jika Kau tanya padaku, apakah keinginanku esok pagi. Aku ingin, ketika ku melangkah dari tempat ini, tak ada lagi rasa nyeri disini. Aku ingin melihat sang mentari, tersenyum seolah-oleh berkata : "Nana,... hari ini kau akan bisa lari tanpa rasa sakit di kakimu". Kemudian aku ingin mendapati Mama, tak membekaliku obat lagi. Aku ingin jua, melihat Papa tak lagi mengingatkanku "Nanti, obatnya jangan lupa diminum". Dan ingin kulihat Kakak ku Doni, tak lagi mengejekku "Kamu, anak kecil, berangkat sama kakak, kakak jagain".
Belum sempat melanjutkan membacanya, Doni tak kuasa menahan apa yang melanda hatinya. Begitukah keinginan adik kesayangannya. Donipun mengarungkan niatnya untuk membangunkan adiknya. Kemudian ia keluar, dan kembali lagi ke kamar dan memikirkan apa yang adiknya inginkan ketika terbangun...
26 comments:
nana siapa, kak?
moga cepet sembuh buat nana ya...
@ Syifa : Nana ya Nana... masak ina... hihihi
@ Endra : thanks kag... Nana baca kog komentar ini... makasih doanya...
Semoga Doni dapat melaksanakan keinginan Nana sang adik tercinta walau dengan kemampuan terbatas
@ Osi : makasih... nanti disampaikan...
jadi terharu nih mbacanya, biar cepet sembuh aja deh nana-nya ya....
syukurlah dek na itu bukan Ina tadinya kaget deh waktu belum baca semua
moga cepat sembuh na
yaampunn...
Nana siapa kak ??
temennya ?
sampe kaget disangka ina yang sakit
nana tu kamu ina?..ina yg jelex....
kenapa dgn kakinya ina?...
Waduh mungkin Nana sakit gara2 lama g aku kunjungi blognya... cepat sembuh ya Nana...
semoga "Nana" cepat sembuh ... !
terkadang tidak semua "keinginan" dapat terpenuhi .....
alur cerita yang sangat menarik !
Salam
Semoga cepat sembuh nana...
Na sakit apa sih???
Semoga cepet sembuh aj y buat nananya pkok bkan Ade' ina... he...he... :x
Aku kira nana ntuh nama sebutannya ina....
Wah2.. Moga cebat sembuh....
@ All : thanks dah mau doain Nana... amien... moga cepet sembuh Nananya... :)
waduh cayang ina agi cakit ea
cepet sembuh aja ea jangan terlalu banyak begadang ea cayang jangan lupa jaga kesehatan
wah telat nih informasinya, gimana udah sembuh blom, cepat sehat ya... tetap semangat :)
“I just wanna break you down so badly Well I trip over everything you say I just wanna break you down so badly In the worst way.”
Salam kenal, hehehe... cerpen yang bagus, sampe2 ngira yang sakit yang punya blog :p *ato bener*, pokoknya, semoga cepat sembuh. Amiin.
bisa masuk anida ni...
bagus :)
real or fiktif?
from : putra site
nana apa ina?
ini kisah pribadi ya..??
Ini kisah nyata yg dituangkan lewat tulisan di blog atau hanya tulisan karangan belaka sih?
Post a Comment