Beban Itu...
Dalam masa-masa tertentu diri merasakan makin jauh dari Allah. Makin lama makin nerkurang dalam beramal, lantaran rasa kemanisan beramal pudar dalam jiwa. Bahkan diri juga mengakui dan menyadari makin kerap tergelincir melakukan dosa, seakan tak dapat mengendalikan diri. Jalan mana yang hendak dituju.
Ketika iman menyusut, diri mulai merasa resah dan gelisah. Prinsip dan ajaran agama makin longgar dalam genggaman. Diri terbiarkan hanyut dalam alunan lagu-lagu yang mengasyikkan, membiarkan diri terlalai menonton cerita-cerita yang tidak bermanfaat, membanyakkan tidur, dan meremehkan waktu sholat.
Kebaikan diri tak meningkat bahkan terus berkurang. Amal-amal tidak bertambah bahkan semakin sedikit. Hati dalam perasaan hambar yang tak hilang-hilang. Hati menjadi kosong, ibadah yang dilakukan tidak membekas dan tidak mampu mengisi ruangan kosong dalam hati.
Diri sperti terperangkap dalam zona gelap yang semakin jauh dari Allah, hingga terkadang merasakan dosa yang terlakukan remeh dan kecil nilainya. Berikutnya diri terlalu memberat-beratkan proses taubat. Dengan tanggungan dosa yang banyak, diri merasakan tidak akan diterima taubat tanpa adanya qiyamullail, tahajud dan amalan sunat yang banyak.
Pikiran sedemikian menyebabkan diri sukar untuk bertaubat, senantiasa mengangguhkan dengan sangkaan mencari waktu yang tepat bertaubat. Padahal pintu Allah senantiasa terbuka bagi hamba-hambaNya...
Ketika iman menyusut, diri mulai merasa resah dan gelisah. Prinsip dan ajaran agama makin longgar dalam genggaman. Diri terbiarkan hanyut dalam alunan lagu-lagu yang mengasyikkan, membiarkan diri terlalai menonton cerita-cerita yang tidak bermanfaat, membanyakkan tidur, dan meremehkan waktu sholat.
Kebaikan diri tak meningkat bahkan terus berkurang. Amal-amal tidak bertambah bahkan semakin sedikit. Hati dalam perasaan hambar yang tak hilang-hilang. Hati menjadi kosong, ibadah yang dilakukan tidak membekas dan tidak mampu mengisi ruangan kosong dalam hati.
Diri sperti terperangkap dalam zona gelap yang semakin jauh dari Allah, hingga terkadang merasakan dosa yang terlakukan remeh dan kecil nilainya. Berikutnya diri terlalu memberat-beratkan proses taubat. Dengan tanggungan dosa yang banyak, diri merasakan tidak akan diterima taubat tanpa adanya qiyamullail, tahajud dan amalan sunat yang banyak.
Pikiran sedemikian menyebabkan diri sukar untuk bertaubat, senantiasa mengangguhkan dengan sangkaan mencari waktu yang tepat bertaubat. Padahal pintu Allah senantiasa terbuka bagi hamba-hambaNya...
"Sesungguhnya Allah SWT membuka tanganNya pada malam hari untuk memberi ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada siang hari, dan membuka tanganNya pada siang hari untuk memberi ampunan kepada orang yang melakukan dosa pada malam hari, (terus berlangsung demikian) sehingga matahari terbit dari barat" (HR. an-Nasai)
13 comments:
wew..hahahah X(
cerita tentang dirimuh ya....
Aduh sedih banget...sich
kadang, beban itulah yg membuat kita semakin kuat..
hehehhe
semangattt
semangat,,,,,, ga ada beban yang tidak bisa terangkat..
terimakasih motifasinya ^_^
lanjutkan dakwahnya :X
beban itu . .
berat sekali
kita sering kali berfikir jauh dari allah karena dosa yang kita pikul tetapi sesungguhnya allah selalu ada disamping kita dan membantu umatnya ketika dalam kesulitan..selama kita punya niat untuk bertaubatan nasuhah allah pasti akan menerima dosa itu meski dosa besar sekalipun
berat nya berapa ton itu beban :D
semoga lebih mendekatkan diri kepada allah biar bebannya jadi ringan
wah aku jadi optimis niih waktu baca haditsnya..moga kita semua masuk surganya yaa
setuju ama hamster copo
ayo masuk sorga semua
kadang2 beban yang berhasil kita lewati dengan baik semakin menambah kedewasaan kita terhadap kehidupan ini. Dan mungkin juga anda sudah hampir melewati ujian ini.
Post a Comment